Kamis, 06 November 2014

PERANAN INFORMASI DALAM KUALITAS PRODUK DAN JASA



1.      Apakah kualitas?
Kualitas didefinisikan dalam banyak cara. Menurut James Martin, konsultan komputer terkenal, mendeskripsikan kualitas perangkat lunak sebagai tepat waktu, sesuai anggaran, dan memenuhi kebutuhan pemakai. Definisi kualitas yang paling sederhana adalah, “kesesuaian dengan spesifikasi pelanggan”, bukan sejumlah kriteria yang ditetapkan perusahaan.

2.      Dimensi-dimensi Kualitas Produk dan Jasa
Dimensi Kualitas Produk
·         Kinerja, seberapa baik suatu produk melakukan apa yang memang harus dilakukannya.
·         Features, pernik-pernik yang melengkapi atau meningkatkan fungsi dasar produk.
·         Keandalan, berkaitan dengan kemampuan produk untuk bertahan selama penggunaan yang biasa.
·         Kesesuaian, seberapa baik produk tersebut sesuai dengan standar.
·         Daya tahan (durability), ukuran umur produk, dan teknologi modern memungkinkan hal ini.
·         Kemudahan perbaikan, produk yang digunakan untuk jangka waktu tertentu, sering harus diperbaiki.
·         Keindahan, kualitas produk tidak saja tergantung dari kemampuan fungsional, tetapi juga keindahan.
·         Persepsi terhadap kualitas, dimensi ini tidak didasarkan pada produk itu sendiri, tetapi pada citra atau reputasinya.
Dimensi-dimensi Kualitas Jasa
·         Berwujud, dapat dilihat pelanggan saat jasa sedang dikerjakan – fasilitas, pegawai, perlengkapan, dan peralatan.
·         Keandalan, sama seperti produk, jasa juga harus andal.
·         Responsif, pelanggan tidak ingin harus menunggu untuk dilayani.
·         Kepastian, pelanggan mengharapkan personil jasa sopan dan terpelajar.
·        Empaty, personil jasa harus menunjukkan perhatian yang tulus pada para pelanggan dan kebutuhan mereka.

3.      Dasar-dasar Manajemen Kualitas
Manajemen kualitas adalah konsep yang menyatakan bahwa perusahaan dapat mencapai tingkat kualitas yang diinginkan pada proses, produk, dan jasanya dengan mengikuti praktek-praktek manajemen fundamental.
Beberapa konsep manajemen kualitas:
Trilogi Kualitas Juran
Trilogi ini adalah jawaban untuk pertanyaan seperti “berapa banyak modal yang harus perusahaan tanamkan modalnya untuk kualitas?”. Joseph Juran dalam buku Raymond McLeod Jr (1995:97) mempersingkat kualitas menjadi tiga proses dasar yaitu perencanaan kualitas, pengendalian kualitas, peningkatan kualitas. Penekanan perencanaannya dijelaskan pada pemenuhan kebutuhan pelanggan dan diikuti dengan mengadakan sebuah cara kendali dan cara kegiatan mencapai peningkatan.
Empat belas pokok deming
Seorang professor statistik di Universitas New York, Amerika Serikat, W. Edwards Deming pada tahun 1940 membantu Jepang untuk merehabilitasi kemampuan industrinya setelah perang dunia II. Banyak keberhasilan yang dicapai karena pengaruh deming. Deming menjadi terkenal untuk empat belas nilainya yang member peran dalam mencapai kualitas.
Empat Belas Pokok Deming adalah :
a.       Tetapkan tujuan inovasi dan perbaikan yang terus menerus.
b.      Ambil filosofi baru, kita tidak dapat meneriman kekurangan dan kesalahan lama.
c.       Hentikan ketergantungan pada inspeksi masal.
d.      Hentikan praktek memberikan bisnis berdasarkan harga.
e.       Gunakan metode statistik untuk menemukan titik – titik permasalahan.
f.       Lembagakan metode – metode modern dalam pelatihan kerja.
g.      Perbaikan pengawasan – lakukan apa yang tepat bagi perusahaan.
h.      Usir rasa takut, sehingga orang – orang merasa aman untuk mengungkapkan permasalahan dan meminta informasi.
i.        Hilangkan halangan antar departemen serta halangan dengan pemasok dan pelanggan sehingga ada komunikasi terbuka yang efektif.
j.        Hapuskan poster – poster dan slogan – slogan, karena tidak membantu memecahkan masalah.
k.      Hilangkan standar kerja berdasarkan kuota jumlah, karena mengabaikan kualitas dan membatasi produksi.
l.        Singkirkan halangan antar para pekerja dan hak mereka untuk bangga dalam pekerjaan mereka.
m.    Lembagakan berbagai program pelatihan kembali untuk mengejar perubahan dan perkembangan baru.
n.      Ciptakan struktur manajemen puncak yang akan menekankan pokok – pokok ini setiap hari.
Total Quality Control Feigenbaum
Menurut Feigenbaum, kualitas bukan tanggung jawab bagian manufaktur saja, tetapi tanggung jawab seluruh perusahaan, yang dikenal dengan “total quality control – TQC”. Dia menganjurkan agar semua area fungsional berperan dan tim – tim proyek multifungsional dibentuk untuk menangani pengembangan produk baru, produksinya, dan distribusinya hingga penyelesaiannya.
Manajemen Kualitas Strategis
Feigenbaum adalah orang yang berpandangan jauh ke depan dalam hal melihat lingkup luas dari tanggung jawab kualitas, tetapi ia gagal menyadari implikasi strategisnya. Kesadaran ini bukan berasal dari seseorang, namun berasal dari kenyataan bahwa industri Amerika Serikat telah kalah dalam pertempuran kualitas.

4.      Total Quality Management (TQM)
Pendekatan menuju manajemen kualitas strategis yang mendapatkan paling banyak perhatian saat ini adalah “Total Quality Management” (TQM), manajemen keseluruhan perusahaan sehingga perusahaan unggul dalam semua dimensi produk dan jasa yang penting bagi pelanggan.
Keyakinan dasar yang melandasi TQM adalah :
ü  Kualitas didefinisikan oleh pelanggan.
ü  Kualitas dicapai oleh manajemen.
ü  Kualitas adalah tanggung jawab seluruh perusahaan.
Elemen- elemen Total Quality Management:
a.       Filosofi TQM
·         Standar kualitas ditentukan pelanggan.
·         Hubungan pelanggan- pemasok
·         Orientasi pencegahan
·         Kualitas pada sumber daya
·         Perbaikan terus menerus
b.      Peralatan Grafik
·         Bagan arus proses.
·         Check sheet.
·         Analisis Pareto & Histogram
·         Diagram sebab akibat
·         Run Chart
·         Schatter diagram
·         Bagan pengendalian
c.       Peralatan Statistik
·         Rencana sampling
·         Kemampuan proses
·         Metode taguchi

5.      Kualitas dan Keunggulan Kompetitif
Kerugian kualitas yang buruk :
Ø  Kehilangan bisnis, karena tidak memenuhi standar kualitas dari pelanggan, perusahaan kehilangan bisnis. Pelanggan akan memindahkan pesanannya ke tempat lain.
Ø  Tuntutan hukum, karena menghasilkan produk dan menyediakan jasa yang berkualitas buruk, perusahaan berisiko dituntut oleh pelanggan atas kerusakan atau kecelakaan, dan harus membayar ganti rugi dan penyesalan yang mahal.
Ø  Kehilangan produktivitas, karena material berkualitas rendah, mesin yang usang atau tidak tepat lagi, dan proses yang tidak efisien dapat menyebabkan para pekerja mencapai tingkat produktivitas yang lebih rendah.
Ø  Biaya-biaya, perusahaan mengikuti program manajemen kualitas dengan kesadaran penuh bahwa ada biaya yang timbul. Biaya ini terbagi dalam tiga kategori yaitu:
-          Biaya kegagalan (failure cost) biaya yang terjadi karena kualitas buruk.
-          Biaya penilaian (appraisal cost), biaya pemeriksaan kualitas di pabrik.
-          Biaya pencegahan (prevention cost).
Keuntungan kualitas yang baik :
Kualitas baik bisa meningkatkan penjualan dan biaya yang rendah, gabungan keduanya menghasilkan profitabilitas dan pertumbuhan. Hubungan – hubungan dalam model ini adalah sebagai berikut :
Ø  Pasar yang dilayani oleh industri mencakup pelanggan – pelanggan dengan kebutuhan produk dan jasa tertentu.
Ø  Penelitian pemasaran mengidentifikasi kebutuhan tersebut, dan mendefinisikannya dalam hal kualitas.
Ø  Pelanggan menganggap produk dan jas perusahaan lebih berkualitas dari pesaingnya.
Ø  Karena dianggap lebih berkualitas, pelanggan bersedia membayar harga yang relatif lebih tinggi dari pada harga pesaing.
Ø  Karena dianggap lebih berkualitas dan harganya lebih tinggi, produk tersebut dianggap memiliki nilai yang relatif lebih tinggi.
Ø  Nilai yang relatif lebih tinggi menghasilkan kenaikan dalam pangsa pasar.
Ø  Berkat program kualitasnya, perusahaan dapat mengikuti spesifikasi pelanggan lebih baik dari pada pesaing.
Ø  Efektivitas ini menghasilkan penurunan biaya dengan memproduksi produk yang dibutuhkan secara benar sejak pertama kali.
Ø  Penurunan biaya digabungkan dengan pangsa pasar yang lebih luas aakn menghasilkan biaya yang lebih murah daripada pesaing.
Ø  Gabungan darikeunggulan relatif di bidang harga, pangsa pasar dan biaya menciptakan profitabilitas dan pertumbuhan

6.      CBIS Memperbaiki Kualitas Produk dan Jasa
Computer Based Information System (CBIS) atau Sistem Informasi Berbasis Komputer merupakan suatu sistem pengolah data menjadi sebuah informasi yang berkualitas dan dipergunakan untuk suatu alat bantu pengambilan keputusan.
Peranan CBIS dalam memperbaiki kualitas produk dan jasa bagi suatu perusahan, adalah dengan penggunaan CBIS pihak manajemen selaku pihak yang berwenang dalam pengembangan kualitas produk dan jasanya dapat mengambil informasi mengenai keadaan pasar saat itu, dimana antaranya dapat mengambil informasi mengenai tanggapan pasar tentang barang dan jasa yang telah diproduksi, persaingan produk sejenis dipasaran dan informasi penjualan produk dan jasa dipasaran.
Contoh penerapan CBIS: Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Praktis segala sesuatu yang terjadi di perusahaan dicatat oleh SIA. Saat tindakan berlangsung dan transaksi terjadi, data dimasukkan ke dalam database, yang menyediakan sumber informasi yang berkaitan dengan kualitas.
Sistem informasi akuntansi melayani dua tipe pemakai yaitu dari pihak luar perusahaan(eksternal) dan dari pihak dalam perusahaan (internal). Pihak – pihak ekternal antara lain pelanggan, supplier, pemegang saham, pegawai, lembaga keuangan, pemerintah, sedangkan pihak internal perusahaan antara lain manajemen, purchasing, dan inventory control management, production management, personal management, financial management.
Sebagai contoh nya terlihat pada penerapan sistem informasi akuntansi yang ada pada CV. Techo Bekasi. Dalam kasus ini CV. Techno dapat dikatakan telah cukup memadai apabila sudah didukung oleh unsur-unsur dari sistem informasi akuntansi itu sendiri yang terdiri dari formulir, catatan, laporan yang terintegrasi dalam suatu kerangka yang tersusun, terstruktur dan saling berhubungan satu sama lain sehingga menciptakan suatu informasi yang andal dan dapat di percaya.

7.      Menetapkan Program TQM di Perusahaan
Pendekatan Top-Down untuk TQM yaitu dimulai dari CEO dan akhirnya melibatkan semua pihak di perusahaan. Adapun prosesnya adalah: Memutuskan untuk mengikuti TQM à Menetapkan budaya kualitas à Menetapkan pengawasan manajemen puncak à Sistem Kualitas Fungsional : Keuangan, SDM, Jasa Informasi, Manufaktur, Pemasaran.
Menurut Joseph Juran, pendekatan yang lazim adalah menetapkan dewan perencanaan kualitas (quality planning council) yang memformulasikan dan mengkoordinasikan aktivitas kualitas seluruh perusahaan.
Tanggung jawab dewan tersebut adalah :
v  Menetapkan kebijakan kualitas perusahaan.
v  Menetapkan tujuan kualitas perusahaan, dan mengkaji tujuan-tujuan area fungsional.
v  Menetapkan strategi kualitas perusahaan dan mengkaji strategi- strategi area fungsional.
v  Mengkaji kinerja kualitas dibandingkan dengan tujuan dan strategi.
v  Merevisi sistem pemberian peringkat manajerial dalam memasukkan kinerja yang mengarah ke tujuan kualitas.

8.      Mencapai Manajemen Kualitas dalam Jasa Informasi
Dalam jasa informasi, manajemen kualitas dicapai mengikuti proses berikut :
a.       Mengidentifikasi pelanggan IS
b.      Mengidentifikasi kebutuhan kualitas pelanggan
c.       Menetapkan metrik kualitas
d.      Mendefinisikan strategi kualitas IS
e.       Menerapkan program kualitas IS
f.       Memantau kinerja kualitas IS
Salah satu contoh dimensi kualitas produk IS di Goodyear adalah: akurasi, output yang terpercaya, kemudahan bagi pemakai (user friendliness), bekerja sesuai spesifikasi, waktu respon yang cepat, revolusi, memuaskan semua kebutuhan, tidak ada downtime, pengiriman tepat waktu, penggantian yang mudah.
Kebutuhan kemampuan dasar bagi pelamar kerja IS :
·         Memperhatikan efektivitas.
·         Berinisiatif.
·         Antusias pada pekerjaan.
·         Percaya diri.
·         Memperhatikan dampak dari suatu tindakan.
·         Kecakapan membina hubungan antar pribadi.
·         Pemikiran konseptual.
·         Pemikiran analitis.
·         Komunikasi efektif.
·         Fleksibilitas

9.      Menetapkan Kualitas Informasi Sistem dalam Perspektif
Kualitas sebenarnya bukanlah suatu hal yang baru bagi IS. Banyak perusahaan yang telah bertahun – tahun membuat usaha terpadu untuk mencapai kualitas. Namun, yang baru adalaha perhatian pada kualitas IS dalam konteks budaya kualitas perusahaan.


Sumber: