Rabu, 18 Desember 2013

Hobiku Membaca



Hobi? Terkadang aku berpikir kenapa kegiatan ini bisa aku katakan sebagai hobi? Atau karena aku sering melakukannya atau aku merasa bahagia karena melakukannya? Sering melakukannya sih ga juga, kalau bahagia sih  iya. Dulu aku cukup bingung jika harus menyebutkan hobiku apa ketika teman yang lain menyebutkan begitu banyaknya hobi mereka masing-masing. Pernah aku mendengar sebuah kata bijak menyebutkan bahwa “jika seseorang mengatakan bahwa dirinya tidak memiliki hobi berarti seseorang tersebut belum menemukan kebahagiaan dalam hidupnya”. Mendengar kata bijak itu sontak aku berfikir dan merasakan hal-hal yang membuatku bahagia hingga kutemukan bahwa selama ini hobi itu memang sudah sering aku lakukan yaitu “membaca”. Mungkin rasa-rasanya hobi itu memang sudah umum tapi ya memang itu adalah hobiku.
Aku tak pernah berniat untuk mengoleksi buku-buku tapi karena hobi membaca, kini aku cukup banyak memiliki koleksi buku. Membaca kan tak harus kita membeli buku karena kita bisa meminjam di perpustakaan atau meminjam ke teman. Aku juga bukan tipe orang yang suka membaca buku tertentu karena aku menyukai hampir semua jenis buku misalnya buku tentang motivasi, biografi, sejarah, religi, non fiksi, dll.









Aku memiliki alasan setiap jenis buku yang aku baca misalnya tentang biografi/ perjalanan kesuksesan seseorang seperti The Dream Book (Rangga Umara), ketika membaca bukunya aku merasakan bahwa aku bersama menulis hingga merasakan kegigihannya dalam memperjuangkan mimpinya  yang membuatku merasa termotivasi dan suatu ketika dirinya menghadapi kesulitan hingga kegagalan di awal usahanya akupun juga merasakan bagaimana keteguhan hati dari penulis dalam menghadapinya dan tetap semangat. Atau  membaca buku tentang sejarah yang sempat aku beli dan membuatku penasaran adalah buku yang berjudul Pengkhianatan PKI (Partai Komunis Indonesia) di mana kata-kata yang ada disampul buku belakang yang membuatku penasaran yaitu “Apakah yang sebenarnya terjadi pada tanggal 30 September 1965? Betulkah sejarah yang selama ini kita pelajari di bangku sekolah? Buku ini akan memberi jawaban dan fakta-fakta seputar Gerakan 30 September 1965” , karena aku orangnya penasaran maka semakin bersemangat dulu waktu aku membacanya. Membaca tentang sejarah selain aku merasakan seperti berpetualang waktu di masa lalu yaitu aku bisa belajar dari masa lalu agar peristiwa yang tidak baik yang merupakan pengkhianatan terhadap bangsa agar tidak terulang kembali.
Terkadang aklu juga iseng-iseng beli buku mengenai tes-tes tertentu seperti tes kepribadian ataupun tes potensi akdemik, karena aku ingin mencoba mengukur potensi diri, hhe…
Beberapa Koleksi Buku

Karena hobiku membaca ini bahkan ketika ulang tahun aku sempat dikado temanku buku tentang motivasi yang berjudul Moslem Millionare. Buku ini yang baru aku baca saat ini….
Hobi membaca itu menyenangkan deh pokoknya kita bisa melakukannya kapanpun dan dimanapun karena kita tak membutuhkan ruang khusus seperti hobi-hobi yang lain dan dapat dilakukan di sela waktu kita, serta hobi membaca ini tak ada larangannya loh….. Bagiku membaca buku itu seakan membuka suatu jendela yang terkadang sesuatu yang belum pernah kita lihat dan rasakan melalui panca indera kita bisa kita dapatkan melalui eebuah buku yaitu dengan membaca.

Sabtu, 14 Desember 2013

Kraton Yogyakarta



Meskipun dari TK hingga SMA aku tinggal di Jogja, aku belum pernah mengunjungi Kraton Yogyakarta. Hingga akhirnya pada liburan Semester 1 perkuliahan aku menyempatkan untuk mengunjungi Kraton Yogyakarta dengan ditemani temanku bernama Anggraeni yang berkuliah di UGM.
Hanya dengan membayar karcis masuk sebesar Rp 6000,- saja kita sudah dapat memasuki Kraton Yogyakarta. Kraton ini dibuka setiap hari dari jam 08.00 – 14.00 WIB kecuali untuk hari Jumat hanya dibuka hingga pukul 12.00 WIB.
Setelah membayar karcis masuk kita diperbolehkan memasuki kraton dan kami langsung berfoto di depan kraton gerbang masuk. Di saat kami bergantian foto ada seorang abdi dalem kraton yang menawarkan untuk memfoto kami berdua. Setelah itu abdi Dalem Kraton tersebut memberikan beberapa penjelasan mengenai kraton yang menurutku sangatlah menarik untuk didengarkan. Menurut beliau kraton ini satu garis lurus dengan Gunung Merapi dan di sini (tempat kami berdiri) adalah pusatnya, beliau mengatakn sambil menunjuk ke arah depan, ke arah Gunung Merapi  dan aku melihatnya dan rasanya itu memanglah lurus ke arah Gunung Merapi. Kemudian kami hendak menuju ke dalam, ke Bangsal Mangunturtangkil tetapi sebelum masuk Abdi Dalem Kraton menjelaskan kepada kami tentang 2 patung seorang yang sedang duduk bersila di sebelah kanan dan kiri kami. Menurut beliau patung tersebut merupakan gambaran dari seorang algojo dari kraton yang tugasnya menghukum seseorang yang bersalah. Di sebelah kiri ada;lah algojo yang memenggal kepala sedangkan sebelah kanan adalah algojo yang memotong tangan/kaki. Tetapi algojo seperti itu sudah tidak ada di Kraton karena hukuman seperti itu tidak sesuai dengan perundangan Indonesia saat ini. Dan di sinilah kami berpisah dengan Abdi Dalem Kraton tersebut karena beliau memberi penjelasan kepada pengunjung yang lain.
Foto bersama teman di Kraton Yogyakarta
  
Selanjutnya kami memasuki Bangsal mangunturtangkil, menurut keterngan yang ada di sini, Bangsal ini dipergunakan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono saat  menghadiri Upacara Garebeg Pasa, Garebek Besar maupun Garebek Mulud selain itu juga dipergunakan saat seorang Pangeran/Putra Mahkota dinobatkan menjadi Sultan Yogyakarta. Bangsal ini terakhir dipergunakan pada tanggal 7 Maret 1989 saat Kangjeng Gusti Pangeran Haryo Mangkubumi, SH dinobatkan menjadi Ngarso Dalem Sampeyan Dalem Ingkang Sinuwun  Kangjeng Sultan Hamengku Buwono Senopati Ingaloga Ngabdurrahman Sayidin Panatagama Kalimatullah Ingkang Jumeneng Kaping X ing Kraton Ngayogyokarto Hadiningrat.  Di sini kami juga melihat senuah miniature Mesjid Gedhe Kasultanan. 




Dari Bangsal Mangunturtangkil kami lanjutkan berjalan melihat replika yang menggambarkan proses pernikahan di Kraton Yogyakarta. Setelah itu kami mengunjungi sebuah ruang yang dalemnya terdapat foto-foto berbagai upacara yang diselenggarakan di Kraton. Selanjutnyan kami mengunjungi ruang gamelan, dan ruang foto-foto Sri Sultan Hamengku Buwono hingga sekarang di mana di setiap foto dilengkapi dengan keterangan masa pemerintahannya.
  Setelah puas berkeliling sekitar Kraton Yogyakarta kami putuskan untuk pulang. Buat kalian yang berlibur ke Jogja sempatkan untuk berkunjung di Kraton Yogyakarta ini karena pastinya ga lengkap tanpa berkunjung di pusat sejarah nya Yogyakarta yang memiliki banyak cerita sejarah yang unik.