Meskipun dari TK hingga SMA aku tinggal di Jogja, aku belum
pernah mengunjungi Kraton Yogyakarta. Hingga akhirnya pada liburan Semester 1
perkuliahan aku menyempatkan untuk mengunjungi Kraton Yogyakarta dengan
ditemani temanku bernama Anggraeni yang berkuliah di UGM.
Hanya dengan membayar karcis masuk sebesar Rp 6000,- saja kita
sudah dapat memasuki Kraton Yogyakarta. Kraton ini dibuka setiap hari dari jam
08.00 – 14.00 WIB kecuali untuk hari Jumat hanya dibuka hingga pukul 12.00 WIB.
Setelah membayar karcis masuk kita diperbolehkan memasuki kraton
dan kami langsung berfoto di depan kraton gerbang masuk. Di saat kami
bergantian foto ada seorang abdi dalem kraton yang menawarkan untuk memfoto
kami berdua. Setelah itu abdi Dalem Kraton tersebut memberikan beberapa
penjelasan mengenai kraton yang menurutku sangatlah menarik untuk didengarkan.
Menurut beliau kraton ini satu garis lurus dengan Gunung Merapi dan di sini
(tempat kami berdiri) adalah pusatnya, beliau mengatakn sambil menunjuk ke arah
depan, ke arah Gunung Merapi dan aku
melihatnya dan rasanya itu memanglah lurus ke arah Gunung Merapi. Kemudian kami
hendak menuju ke dalam, ke Bangsal Mangunturtangkil tetapi sebelum masuk Abdi
Dalem Kraton menjelaskan kepada kami tentang 2 patung seorang yang sedang duduk
bersila di sebelah kanan dan kiri kami. Menurut beliau patung tersebut
merupakan gambaran dari seorang algojo dari kraton yang tugasnya menghukum
seseorang yang bersalah. Di sebelah kiri ada;lah algojo yang memenggal kepala
sedangkan sebelah kanan adalah algojo yang memotong tangan/kaki. Tetapi algojo
seperti itu sudah tidak ada di Kraton karena hukuman seperti itu tidak sesuai
dengan perundangan Indonesia saat ini. Dan di sinilah kami berpisah dengan Abdi
Dalem Kraton tersebut karena beliau memberi penjelasan kepada pengunjung yang
lain.
Foto bersama teman di Kraton Yogyakarta |
Selanjutnya kami memasuki Bangsal mangunturtangkil, menurut
keterngan yang ada di sini, Bangsal ini dipergunakan oleh Sri Sultan Hamengku
Buwono saat menghadiri Upacara Garebeg
Pasa, Garebek Besar maupun Garebek Mulud selain itu juga dipergunakan saat
seorang Pangeran/Putra Mahkota dinobatkan menjadi Sultan Yogyakarta. Bangsal
ini terakhir dipergunakan pada tanggal 7 Maret 1989 saat Kangjeng Gusti
Pangeran Haryo Mangkubumi, SH dinobatkan menjadi Ngarso Dalem Sampeyan Dalem
Ingkang Sinuwun Kangjeng Sultan Hamengku
Buwono Senopati Ingaloga Ngabdurrahman Sayidin Panatagama Kalimatullah Ingkang
Jumeneng Kaping X ing Kraton Ngayogyokarto Hadiningrat. Di sini kami juga melihat senuah miniature
Mesjid Gedhe Kasultanan.
Dari Bangsal Mangunturtangkil kami lanjutkan berjalan melihat
replika yang menggambarkan proses pernikahan di Kraton Yogyakarta. Setelah itu
kami mengunjungi sebuah ruang yang dalemnya terdapat foto-foto berbagai upacara
yang diselenggarakan di Kraton. Selanjutnyan kami mengunjungi ruang gamelan,
dan ruang foto-foto Sri Sultan Hamengku Buwono hingga sekarang di mana di
setiap foto dilengkapi dengan keterangan masa pemerintahannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar