Sabtu, 14 Desember 2013

Kraton Yogyakarta



Meskipun dari TK hingga SMA aku tinggal di Jogja, aku belum pernah mengunjungi Kraton Yogyakarta. Hingga akhirnya pada liburan Semester 1 perkuliahan aku menyempatkan untuk mengunjungi Kraton Yogyakarta dengan ditemani temanku bernama Anggraeni yang berkuliah di UGM.
Hanya dengan membayar karcis masuk sebesar Rp 6000,- saja kita sudah dapat memasuki Kraton Yogyakarta. Kraton ini dibuka setiap hari dari jam 08.00 – 14.00 WIB kecuali untuk hari Jumat hanya dibuka hingga pukul 12.00 WIB.
Setelah membayar karcis masuk kita diperbolehkan memasuki kraton dan kami langsung berfoto di depan kraton gerbang masuk. Di saat kami bergantian foto ada seorang abdi dalem kraton yang menawarkan untuk memfoto kami berdua. Setelah itu abdi Dalem Kraton tersebut memberikan beberapa penjelasan mengenai kraton yang menurutku sangatlah menarik untuk didengarkan. Menurut beliau kraton ini satu garis lurus dengan Gunung Merapi dan di sini (tempat kami berdiri) adalah pusatnya, beliau mengatakn sambil menunjuk ke arah depan, ke arah Gunung Merapi  dan aku melihatnya dan rasanya itu memanglah lurus ke arah Gunung Merapi. Kemudian kami hendak menuju ke dalam, ke Bangsal Mangunturtangkil tetapi sebelum masuk Abdi Dalem Kraton menjelaskan kepada kami tentang 2 patung seorang yang sedang duduk bersila di sebelah kanan dan kiri kami. Menurut beliau patung tersebut merupakan gambaran dari seorang algojo dari kraton yang tugasnya menghukum seseorang yang bersalah. Di sebelah kiri ada;lah algojo yang memenggal kepala sedangkan sebelah kanan adalah algojo yang memotong tangan/kaki. Tetapi algojo seperti itu sudah tidak ada di Kraton karena hukuman seperti itu tidak sesuai dengan perundangan Indonesia saat ini. Dan di sinilah kami berpisah dengan Abdi Dalem Kraton tersebut karena beliau memberi penjelasan kepada pengunjung yang lain.
Foto bersama teman di Kraton Yogyakarta
  
Selanjutnya kami memasuki Bangsal mangunturtangkil, menurut keterngan yang ada di sini, Bangsal ini dipergunakan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono saat  menghadiri Upacara Garebeg Pasa, Garebek Besar maupun Garebek Mulud selain itu juga dipergunakan saat seorang Pangeran/Putra Mahkota dinobatkan menjadi Sultan Yogyakarta. Bangsal ini terakhir dipergunakan pada tanggal 7 Maret 1989 saat Kangjeng Gusti Pangeran Haryo Mangkubumi, SH dinobatkan menjadi Ngarso Dalem Sampeyan Dalem Ingkang Sinuwun  Kangjeng Sultan Hamengku Buwono Senopati Ingaloga Ngabdurrahman Sayidin Panatagama Kalimatullah Ingkang Jumeneng Kaping X ing Kraton Ngayogyokarto Hadiningrat.  Di sini kami juga melihat senuah miniature Mesjid Gedhe Kasultanan. 




Dari Bangsal Mangunturtangkil kami lanjutkan berjalan melihat replika yang menggambarkan proses pernikahan di Kraton Yogyakarta. Setelah itu kami mengunjungi sebuah ruang yang dalemnya terdapat foto-foto berbagai upacara yang diselenggarakan di Kraton. Selanjutnyan kami mengunjungi ruang gamelan, dan ruang foto-foto Sri Sultan Hamengku Buwono hingga sekarang di mana di setiap foto dilengkapi dengan keterangan masa pemerintahannya.
  Setelah puas berkeliling sekitar Kraton Yogyakarta kami putuskan untuk pulang. Buat kalian yang berlibur ke Jogja sempatkan untuk berkunjung di Kraton Yogyakarta ini karena pastinya ga lengkap tanpa berkunjung di pusat sejarah nya Yogyakarta yang memiliki banyak cerita sejarah yang unik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar