Saat libur kuliah
semester 1 aku pulang ke Jogja. Di sana aku bertemu dengan teman-teman SMP.
Pada malam hari kita bertemu di kampus Fakutlas Teknik UNY lalu jalan-jalan ke
Alun-Alun Kidul Yogyakarta. Ternyata, meskipun malam ini bukan malam minggu
tetapi di sini ramai loh…
Usai memarkirkan sepeda motor kami
masing-masing di dekat Sasana Nginggil depan Alun-Alun Kidul kami tertarik
mencoba sepeda kerlap kerlip yang banyak disewakan di sini. Berbagai variasi
yang ditawarkan, pilihan kami jatuh pada sepeda yang seperti mobil yang muat
kami berdelapan. Masing-masing dari kami cukup membayar Rp 5000,- saja kami
dapat menyewanya dengan berkeliling Alun-Alun Kidul sebanyak tiga kali putaran.
Kapasitas yang kami sewa ini dapat memuat 8 orang dengan formasi 6 orang di
bawah dan 2 orang diatas. Kami berganti-gantian posisinya k0ok jadinya adil
deh.. Memutari Alun-Alun Kidul Yogyakarta dengan menggunakan sepeda ini rasanya
begitu menyenangkan apalagi bersama teman-teman yang sudah jarang berjumpa
dikarenakan kesibukan kuliah masing-masing khususnya bagiku yang ku;iahnya di
luar Yogya.
Di sini aku bersama
teman-teman ku juga mencoba salah satu icon dari Alun-Alun Kidul ini yaitu apa
lagi kalo bukan dua pohon beringin kembar yang mitosnya kalau kita bisa
melewati celah dua pohon beringin ini dengan mata tertutup berarti kita
memiliki hati dan pemikiran yang bersih dan lurus. Selain kami ternyata banyak
orang dari berbagai kalangan yang mencobanya.
Pengalaman aku saat
mencoba melewati celah dua pohon beringin dengan mata tertutup yaitu ketika aku
mendekati pohon beringin hawanya terasa beda, mungkin karena di bawah pohon
yang kalau malam hari sedang melakukan respirasi. Rasanya aku berjalan
lurus-lurus aja tetapi kurang beberapa meter lagi aku menabrak pagar yang
mengelilingi pohon beringin sebelah kiri. Rupanya aku tidak bisa melewati celah
dua pohon beringin ini, hhe… Dari beberapa dari kami yang mencoba, tidak ada
satupun yang lolos melewati celah dua pohon beringin ini. Apakah kalian
penaaran untuk mencobanya?
Setelah kami mencoba melewati celah dua pohon beringin,
kami lesehan di pinggir alun-alun yang banyak sekali lesehan. Aku memesan
wedang jahe karena menurutku cocok jika di minum di malam hari yang udaranya
dingin. Kami lesehan menikmati eksotisme Jogja di malam hari dengan hangatnya wedang
jahe dan juga nyanyian pengamen.
Malam itu kami lewatkan
dengan bercanda, bercerita, dan berfoto-foto hingga hampir tengah malam.
Rasanya masih ingin bercanda bersama tetapi kami harus pulang karena
teman-temanku esok harinya harus kuliah.
Suasana Jogja yang
sangat aku rindukan ini membuat liburanku sangat menyenangkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar