Sabtu, 14 Desember 2013

Alun-Alun Kidul Yogyakarta



Saat libur kuliah semester 1 aku pulang ke Jogja. Di sana aku bertemu dengan teman-teman SMP. Pada malam hari kita bertemu di kampus Fakutlas Teknik UNY lalu jalan-jalan ke Alun-Alun Kidul Yogyakarta. Ternyata, meskipun malam ini bukan malam minggu tetapi di sini ramai loh…
 Usai memarkirkan sepeda motor kami masing-masing di dekat Sasana Nginggil depan Alun-Alun Kidul kami tertarik mencoba sepeda kerlap kerlip yang banyak disewakan di sini. Berbagai variasi yang ditawarkan, pilihan kami jatuh pada sepeda yang seperti mobil yang muat kami berdelapan. Masing-masing dari kami cukup membayar Rp 5000,- saja kami dapat menyewanya dengan berkeliling Alun-Alun Kidul sebanyak tiga kali putaran. Kapasitas yang kami sewa ini dapat memuat 8 orang dengan formasi 6 orang di bawah dan 2 orang diatas. Kami berganti-gantian posisinya k0ok jadinya adil deh.. Memutari Alun-Alun Kidul Yogyakarta dengan menggunakan sepeda ini rasanya begitu menyenangkan apalagi bersama teman-teman yang sudah jarang berjumpa dikarenakan kesibukan kuliah masing-masing khususnya bagiku yang ku;iahnya di luar Yogya.




Di sini aku bersama teman-teman ku juga mencoba salah satu icon dari Alun-Alun Kidul ini yaitu apa lagi kalo bukan dua pohon beringin kembar yang mitosnya kalau kita bisa melewati celah dua pohon beringin ini dengan mata tertutup berarti kita memiliki hati dan pemikiran yang bersih dan lurus. Selain kami ternyata banyak orang dari berbagai kalangan yang mencobanya.
Pengalaman aku saat mencoba melewati celah dua pohon beringin dengan mata tertutup yaitu ketika aku mendekati pohon beringin hawanya terasa beda, mungkin karena di bawah pohon yang kalau malam hari sedang melakukan respirasi. Rasanya aku berjalan lurus-lurus aja tetapi kurang beberapa meter lagi aku menabrak pagar yang mengelilingi pohon beringin sebelah kiri. Rupanya aku tidak bisa melewati celah dua pohon beringin ini, hhe… Dari beberapa dari kami yang mencoba, tidak ada satupun yang lolos melewati celah dua pohon beringin ini. Apakah kalian penaaran untuk mencobanya? 
Setelah kami  mencoba melewati celah dua pohon beringin, kami lesehan di pinggir alun-alun yang banyak sekali lesehan. Aku memesan wedang jahe karena menurutku cocok jika di minum di malam hari yang udaranya dingin. Kami lesehan menikmati eksotisme Jogja di malam hari dengan hangatnya wedang jahe dan juga nyanyian pengamen.
Malam itu kami lewatkan dengan bercanda, bercerita, dan berfoto-foto hingga hampir tengah malam. Rasanya masih ingin bercanda bersama tetapi kami harus pulang karena teman-temanku esok harinya harus kuliah.
Suasana Jogja yang sangat aku rindukan ini membuat liburanku sangat menyenangkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar